Menu
Masa Kejayaan (1293-1389)

Masa Kejayaan Majapahit dibagi menjadi tiga periode:

  1. Masa Pendirian Kerajaan (1293-1309) oleh Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana Dyah Sanggramawijaya) setelah mengalahkan Jayakatwang dan tentara Mongol (Tartar).
  2. Masa Pertumbuhan (1309-1350) masa ketika Majapahit diperintah oleh Jayanegara (Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara) dan dilanjutkan oleh Tribhuwana Wijayottunggadewi Dyah Gitarja. Tonggak penting Masa Pertumbuhan ini adalah ketika Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit dan pengucapan Sumpah Palapa.
  3. Masa Keemasan (1350-1389), Majapahit diperintah olah Hayam Wuruk mencapai puncak kejayaan dengan keberhasilan jejaring luas dalam perdagangan dan politik mempersatukan nusantara.

 

  1. Masa Pendirian Kerajaan (1293-1309)

Menurut Kitab Pararaton dan Kakawin Negarakertagama, Raden Wijaya adalah putra dari Dyah Lembu Tal dari Kerajaan Singhasari dan ibunya berasal dari Kerajaan Sunda Galuh. Pembangunan Kerajaan Majapahit diawali dengan dibukanya Hutan Tarik oleh Raden Wijaya bersama para pengikutnya setelah kehancuran Kerajaan Singhasari oleh Jayakatwang. Setelah Jayakatwang dikalahkan oleh Raden Wijaya bersama pasukan Mongol, maka selanjutnya pasukan Mongol dikalahkan oleh tipu muslihat Raden Wijaya yang kemudian menobatkan diri menjadi Raja Majapahit. Menurut Kidung Harsa Wijaya, penobatan dilakukan pada tanggal 15 bukan Kartika tahun 1215 Saka atau dalam perhitungan Masehi adalah bertepatan dengan 12 November 1293. Tanggal inilah yang selanjutnya diperingati sebagai tanggal pendirian Kerajaan Majapahit.   

Pemerintahan awal Kerajaan Majapahit dibantu oleh para pengikut Raden Wijaya antara lain Nambi, Lembu Sora, Arya Wiraraja, dan Ranggalawe. Namun terjadi pemberontakan dari para pengikutnya tersebut, serta pembagian setengah dari Kerajaan Majapahit, yakni  sebelah timur dengan ibukota Lumajang diberikan kepada Arya Wiraraja yang pernah berjasa menyelamatkan Raden Wijaya ketika masa pelarian di Sumenep, Madura. Menurut   Kakawin Negarakertagama,

  1. Masa Pertumbuhan (1309-1350)

Tokoh kunci kejayaan Majapahit adalah Mahapatih Gajah Mada yang memulai peranannya sebagai pengawal raja pada masa pemerintahan Jayanegara (1309-1328). Jayanegara adalah putra Raden Wijaya dan Dara Petak yang berasal dari Kerajaan Melayu Dharmasraya. Ia berhasil menumpas pemberontakan sehingga kerajaan mulai bisa bertumbuh. Setelah Jayanegara meninggal pada tahun 1328, pemerintahan Majapahit dipimpin oleh adik tirinya, yakni Tribhuwana Tunggadewi (1328-1351). Tribhuwana adalah putri Raden Wijaya dan Gayatri Rajapatni. Pada masa pemerintahan Tribhuwana, Gajah Mada diangkat sebagai mahapatih.  Tonggak penting dalam Masa Pertumbuhan adalah ketika Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa sebagaimana diuraikan dalam Pararaton.

 

  1. Masa Keemasan (1350-1389)

Masa Keemasan mengacu kepada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389). Ia didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada berhasil memimpin masa keemasan dengan kemajuan di berbagai bidang. Kondisi masyarakatnya yang sejahtera, tata pemerintahan dengan sistem kerajaan yang memiliki pengaruh politik dan perdagangan yang luas, serta berkembangnya seni budaya dan karya sastra merupakan hal-hal yang menjadi indikator kejayaan Majapahit dari uraian Kakawin Negarakertagama,. Realisasi dari Sumpah Palapa berupa penaklukan negara-negara lain dan perluasan perdagangan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kerajaan Majapahit pada Masa Keemasan memiliki wilayah-wilayah bawahan yang tersebar luas (lihat Gambar 1 di bawah ini).

 
Kakawin N?garak?t?gama (wirama 13 – 16)  menguraikan nama-nama wilayah bawahan baik di Pulau Jawa maupun pulau-pulau di luar Jawa sampai ke negara-negara di Asia (Robson, 1995 dan Riana, 2009). Secara terperinci, nama-nama wilayah bawahan Majapahit adalah:
  1. Negeri Melayu (daerah bawahan pertama) meliputi Jambi, Palembang, Toba, Darmasraya, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar, Pane, Kampe, Haru, Mandailing, Tumihang, Perlak, Padang, Hilwas, Samudera, Batan, Lampung, dan Barus;
  2. Pulau Tanjung meliputi terdapat Kapuas, Katingan, Sampit, Kutalingga, Kutawaringin, Sambas, Lawai, Kadangdangan, Landa, Samedang, Tirem, Brunei Kalka, Saludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjung Kutai, Malano;
  3. Pahang meliputi Ujung Medini, Lengkasuka, Siamwang (Thailand), Kalanten (Kelantan), Tringgano (Trengganu), Johor, Paka, Muwar, Dungun, Tumasik (Singapura), Kedah Jerai, Kanjapiniran;
  4. Bali meliputi Bedahulu (Bedulu) dan Goa Gajah;
  5. Lombok meliputi Sukun, Taliwang, Dompo, Bima, Seran, Hutan Kadali, Sasak, Bantayan, dan Luwuk;
  6. Wilayah timur meliputi Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galiyan, Selayar Sumba, Solot, Muar, Wandan [Banda], Ambon, Wanin, Seram, Timor.

Negara asing antara lain Negeri Siam Ayodya Pura (Ayutthaya dari Siam), Darma Nagari (Kerajaan Nakhon Si Thammarat di Thailand Selatan), Marutma (Myanmar Selatan modern), Singha Nagari (Singora atau Songkla modern), Campa (Vietnam Selatan modern), Kamboja, dan Yawana (Annam di Vietnam).

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Cribb, R. (2000): Historical Atlas of Indonesia, Routledge, New York.
  • Kubontubuh, C. (2021): Model Konseptual Pelestarian Berbasis Kawasan bagi Cagar Budaya Tak Utuh, Studi Kasus: Kawasan Ibu Kota Majapahit di Trowulan, Jawa Timur, Program Doktor, Insititut Teknologi Bandung, Bandung.
  • Robson, S. (1995): Desawarnana (Nagarakrtagama), 169, KITLV Press, Leiden.
  • Riana, I. (2009): Kakawin Desa Warnana uthawi Nagara Krtagama Masa Keemasan Majapahit, Kompas, Jakarta.